Jumat, 14 Juli 2017

Potensi Desa th 2017

I. 1. SUMBER DAYA ALAM/ DEMOGRAFI

Desa Tulikup dengan luas wilayah 5,47 Km2, yang daipit oleh 2 ( dua ) buah sungai / tukad yaitu :
  1. Disebelah barat adalah sungai/ tukad Gelulung.
  2. Disebelah timur adalah sungai/ tukad Melangit.
Dengan Sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai potensi desa untuk masyarakat Desa Tulikup.
Desa Tulikup merupakan perbatasan sebelah Tenggara Kabupaten Gianyar, membentang dari Utara ke Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
  • Sebelah Timur………………: Sungai/Tukad Melangit.
  • Sebelah Selatan……………..: Samudra Indonesia.
  • Sebelah Barat……………….: Sungai/Tukad Gelulung.
  • Sebelah Utara……………….: Desa Sidan.
Topograpi atau permukaan daratan Desa Tulikup relative miring keselatan, dengan pemanfaatan lahan sebagian besar dipergunakan sebagai lahan pertanian dan atau tegalan. Dimana lahan pertanian memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat Desa Tulikup.
Kalau dilihat dari aspek fungsi lahan, wilayah Desa Tulikup dapat dibagi kedalam :
  • Tanah Persawahan……….. : 274,880 ha.
  • Tanah Pekarangan………… : 111,288 ha.
  • Tanah Tegalan……………. : 97,300 ha.
  • Lain –lain ………………… : 63,532 ha.
Luas Wilayah Desa Tulikup : 547.000 ha ( 5.47 km ).
Dengan pemanfaatan lahan cukup besar pada pertanian dan atau tegalan, maka di Desa Tulikup terdapat 10 ( sepuluh ) organisasi Subak yang mengatur sistim pengairan sawah yang dikoordinir oleh seorang Pekaseh. Adapun organisasi Subak yang terdapat di Desa Tulikup diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Subak Kembengan dengan luas garapan 20,97 ha.
  2. Subak Babakan dengan luas garapan 40,68 ha.
  3. Subak Masceti dengan luas garapan 35,28 ha.
  4. Subak Puseh dengan luas garapan 30,21 ha.
  5. Subak Delod Sema dengan luas garapan 33,96 ha.
  6. Subak Dugul dengan luas garapan 27,15 ha.
  7. Subak Siyut dengan luas garapan 34,40 ha
  8. Subak Teruna dengan luas garapan 13,61 ha.
  9. Subak Tirta dengan luas garapan 13,90 ha.
  10. Subak Gelulung dengan luas garapan 24,72 ha.
Desa Tulikup memiliki iklim teropis dengan temperatur minimum 30 derajat celcius dan maksimum 32 derajat celcius, dengan kelembaban udara rata-rata 9,50 mm, curah hujan pada musim kemarau paling rendah 1,100 mm, dan pada musim hujan paling tinggi 2,025 mm, Desa Tulikup terletak pada ketinggian 125 m. dari permukaan laut. Data ini dapat diperoleh berdasarkan perbandingan rasio dengan desa-desa lain yang ada disekitar Desa Tulikup. Hidrologi / air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan, baik itu manusianya, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu perlu adanya usaha / upaya menjaga dan melestarikan sumber daya alam ( air ), yang telah memberikan kehidupan selama ini. Sumber-sumber air yang ada dan digunakan oleh masyarakat untuk memasak, mencuci danmandi, diantaranya bersumber dari : Mata air, Sungai, dan PDAM.
Desa Tulikup merupakan bagian dari Wilayah Kecamatan Gianyar, dengan waktu tempuh sekitar 10 – 20 menit dari Kantor Perbekel Desa Tulikup, ke Kota Kabupaten maupun ke Kota Kecamatan dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Adapun orbitasi wilayah Desa Tulikup dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :


Tabel I. 1.1 Orbitasi Wilayah Desa Tulikup

Orbitasi Wilayah.
Sub Indikator
NomorINDIKATORWaktu Tempu dari Desa menuju Kecamatan
1 .2 .3.
1.Desa Tulikup1. > 6 jam
2. 5 – 6 jam
3. 3 – 4 jam
4. 1 – 2 jam
5. < 1 jam ( ya, 10 – 20 menit )
6. ada di pusat Kecamatan.
Jarak Geografis

NomorINDIKATORSUB INDIKATOR
1 .2 .3.
1.Ke Gunung33 km.
2.Ke Laut3 km.
3.Ke Sungai400 m.
4.Ke Pinggir hutan----
5.Ke Pasar50 m
6.Ke Pelabuhan30 km
7.Ke Bandara50 km
8.Ke Terminal5 km
9.Ke Tempat hiburan4 km
10Ke Tempat Wisata4 km
11Ke Kantor Polisi / Militer4 km
12Ke Perbatasan Kabupaten1 km – 25 km
13Ke Perbatasan Propinsi-
14Ke Perbatasan Negara
15Ke Stasiun
Letak Geografis

NomorINDIKATORSUB INDIKATOR
123
1Kawasan hutanTidak
2Kawasan TambangTidak
3Kawasan PantaiAda
4Kawasan Perbukitan/PegununganTidak
5Kawasan PersawahanAda
6Kawasan PerkebunanTidak
7Kawasan PeternakanAda
8Kawasan Industri Kecil/Rumah TanggaAda
9Kawasan Saluran Listrik Tegangan Tinggi ( SUTET )Ada
10Kawasan rawan banjirTidak
11Kawasan Industri/pabrikTidak
12Kawasan perkantoranAda
13Kawasan rawaTidak
14Kawasan perdaganganAda
15Kawasan kumuhTidak
16Kawasan jasa hiburanTidak
17Kawasan wisataAda
18Kawasan bantaran sungaiAda
19Kawasan longsorTidak

Letak dari Pusat Pemerintahan

NomorINDIKATORSUB INDIKATOR
123
1Ke Pemerintah Kecamatan4 km
2Ke Pemerintah Kabupaten4 km
3Ke Pemerintah Propinsi32 km

Wilayah Desa Tulikup terdiri dari 7 ( tujuh ) Wilayah Banjar Dinas, yaitu :
  1. Banjar Dinas Kembengan
  2. Banjar Dinas Tegal
  3. Banjar Dinas Kaja Kauh
  4. Banjar Dinas Menak
  5. Banjar Dinas Roban
  6. Banjar Dinas Pande
  7. Banjar Dinas Siyut
Sedangkan dari aspek keagamaan dan adat, Desa Tulikup merupakan terdiri dari 2 ( dua ) Desa Pekraman yaitu :
  1. Desa Pekraman Tulikup Kaler : terdiri dari 2 ( dua ) Banjar Adat :
- Banjar Adat Kembengan.
- Banjar Adat Tegal
  1. Desa Pekraman Tulikup Kelod : terdiri dari 9 ( sembilan ) Banjar Adat :
1. Banjar Adat Kaja Kauh.
2. Banjar Adat Meranggi
3. Banjar Adat Satria
4. Banjar Adat Menak
5. Banjar Adat Lebaan
6. Banjar Adat Roban
7. Banjar Adat Pande Kaja
8. Banjar Adat Pande Kelod
9. Banjar Adat Siyut.
Di seluruh Wilayah Desa Tulikup terdapat Pura-Pura sebagai berikut :
  1. 2 ( dua ) buah Pura Dakhayangan :
- Dangkhayangan Pura Sakti ………. di Banjar Adat Menak.
- Dangkhyangan Pura Tengkulak…... di Banjar Adat Siyut.
2. 6 ( enam ) buah Pura Khayangan Tiga :
- Pura Puseh lan Bale Agung, Tulikup Kaler………di Banjar Adat Kembengan.
- Pura Dalem Tulikup Kaler………………………..di Banjar Adat Tegal.
- Pura Dalem Agung, Tulikup Kelod………………di Banjar Adat Kaja Kauh
- Pura Desa Bale Agung, Tulikup Kelod………….. di Banjar Adat Pande Kelod.
- Pura Puseh, Tulikup Kelod………………………. di Banjar Adat Roban
- Pura Dalem Siyut…………………………………di Banjar Adat Siyut
  1. 5 ( lima ) buah Pura Swagina , terdiri dari :
- Pura Segara………………..di Banjar Adat Siyut.
- Pura Melanting……………di Banjar Adat Menak.
- Masceti……………………di Subak Maceti.
- Pura Ulunswi Babakan…… di Subak Babakan
- Ulunswi Kembengan…….. di Subak Kembengan
4. 4 ( empat ) buah Pura Peninggalan Sejarah :
- Pura Gunung Sari
- Pura Tirta.
- Pura Buwitan
- Pura Dalem Cemeng
Disamping Pura-Pura tersebut diatas, masih banyak lagi Pura-pura seperti : Pura Dadia, Panti Paibon dan lain-lain.
Akibat perubahan jaman dan pergeseran tempat pemukiman yang merupakan ceritra sejarah, Desa Tulikup termasuk desa tua, sehingga banyak terdapat kuburan / Sema seperti :
  1. Sema Siyut………………………..di Banjar Adat Siyut.
  2. Sema Let…………………………. di lingkungan Subak Puseh.
  3. Sema Rare………………………… di lingkungan Subak Babakan.
  4. Kuburan China……………………. di ligkungan Subak Babakan
  5. Kuburan China……………………. di lingkungan Subak Masceti
  6. Sema Naga………………………… di lingkungan Banjar Kaja Kauh.
  7. Kuburan China……………………. di lingkungan Banjar Kaja Kauh.
Dari gambaran tersebut diatas, dapat diketahui bahwa kehidupan masyarakat Desa Tulikup sangat religius, dimana aktivitas pelaksanaan keagamaan dan Adat kegiatan adat, cukup padat sepanjang tahun. Keharmonisan antar warga tetap terjaga dan diupayakan agar mampu menyatukan visi dan langkah bersama menciptakan situasi kekerabatan yang kondusif. Demikian pula hubungan baik antar 2 ( dua ) Desa Pekraman tetap terpelihara dan saling ketergantungan, terbukti dengan ( secara sekala ) adanya Kuburan/Sema Naga yang dimanfaatkan oleh kedua Desa Pekraman ( tradisi warisan dari jaman dahulu kala ), lebih-lebih lagi secara religius ( niskala ), Pelaksanaan Upacara Piodalan Pura Dalem Desa Pekraman Tulikup Kaler, tidak boleh terlaksana kalau tidak mendapat Air Suci ( wangsuh Pada ) Ida Betara ( tuhan ) yang bermanivestasi di Pura Dalem Agung Desa Pekraman Tulikup Kelod. Dari situasi seperti itu Desa Dinas mempunyai kewajiban ( peran penting ) sebagai Inisiator, Motivator, Meidator dan Koordinator, pada setiap masalah yang dapat menggangu hubungan baik kedua Desa Pekraman.

I. 2. SUMBER DAYA BUATAN

Kalau kita lihat dari Paparan Potensi Desa Tulikup dihalaman depan, serta adanya dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang kita kenal dengan iklim tropis, pemanfaatan lahan di Desa Tulikup sangat cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan, dan peternakan. Dari hasil pertanian dan perkebunan, selain untuk dikonsumsi dan penambahan penghasilan keluarga, juga dapat membantu pemerintah dalam program ketahanan pangan. Dengan meningkatnya usaha pertanian dan perkebunan, secara otomatis akan mendorong pertumbuhan usaha peternakan, karena sebagian dari hasil pertanian dan perkebunan dapat diolah menjadi bahan baku pakan ternak.
Perekonomian Desa Tulikup saat ini cukup baik, akibat adanya usaha Bata Merah, adanya perkembangan usaha ekonomi kerakyatan ( usaha rumah tangga ) seperti : Usaha makanan ringan, usaha alat upacara, usaha dibidang senidan usaha kerajian tikar pandan.
I. 2.1 Bidang Pertanian

Usaha bidang pertanian terutama pertanian lahan basah, sampai saat ini masih merupakan tumpuan dan harapan masayarakat petani ( utamanya masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan lain selain sebagai pewaris usaha pertanian ). Mengingat masih utuhnya organisasi persubakan yang berfungsi sebagai wadah penterapan aturan ( awig persubakan ), sehingga pola tanampun masih dibawah pengawasan Pekaseh yag didampingi oleh Petugas Lapangan Pertanian, dengan pola tanah kertamasa yaitu : 2 ( dua ) kali padi, sekali pala wija.
Pola ini tetap bertahan dengan maksud untuk dapat menjaga kesuburan tanah dan memudahkan pemutusan siklus penyakit dan hama tanaman yang sering mengganggu para petani.
Usaha Pertanian di Desa Tulikup masih dapat dikembangkan untuk dapat menampung pertumbuhan angkatan tenaga kerja produktif dan menekan perkembangan pemukiman akibat adanya penduduk pendatang ke Desa Tulikup, mengingat Desa Tulikup diapit oleh 2 ( dua ) buah sungai yaitu Sungai Melangit dan Sungai Gelulung dengan aliran airnya yang tidak pernah putus sepanjang tahun.
Sedangkan usaha pertanian di lahan kering termasuk tanaman horticultural, pada umumnya diusahakan pada lahan tegalan, pekarangan rumah secara perorangan ( usaha tidak komersial ), yang umumnya tanaman pisang, kelapa, mangga, rambutan, Jeruk adpokat dan lain-lain. Adapun yang dibudidayakan oleh masyarakat seperti dapat kita lihat dalam tabel berikut :
Tabel I. 2.1.1 Tanaman yang dibudidayakan oleh Masyarakat Desa Tulikup :

Nomor
Jenis TanamanJumlah Pohon
Tahun 2016Tahun 2017
1Pisang14851350
2Kelapa450575
3Kopi--
4Cengkeh--
5Coklat1565
6Jeruk3045
7Adpokat1515
8Mangga175260
9Manggis22
10Salak--
11Rambutan9075
12Pepaya1535
13Belimbing158
14Durian1520
15Sawo1025
16Jambu air--
17Jeruk Bali--
18Nangka5050
19Sirsak1010
20Kedondong--
21Melinjo--
22Nanas1520
23Anggur--
24Lengkeng1015
25Langsat--
26
27
Sesuai dengan perkembangan situasi akibat adanya pembangunan jalan By Past Ida Bagus Mantra, perubahan fungsi dan kepemilikan lahan mengalami perubahan sangat Signifikan.
Sehingga para penggarap pertanian banyak yang kehilangan lahan pertanian. Namun demikian sektor pertanian sampai saat ini masih menjadi penunjang perekonomian masyarakat Desa Tulikup.
I. 2.2 Bidang Peternakan
Pada Tahun 1997 Desa Tulikup pernah menjadi pusat pegemukan Sapi Bali, atas usaha Dinas Peternakan Kabupaten Gianyar, yang berlokasi di Pantai Siyut di muara sungai Melangit.
Sehingga kegiatan tersebut membawa imbas yang cukup besar terhadap animo masyarakat untuk menjadi peternak sapi sehingga bermunculan kelompok-kelompok ternak di Desa Tulikup.
Tidak terlepas dari usaha tersebut, sebagian besar masyarakat Desa Tulikup secara idividu juga mengusahakan usaha perternakan seperti misalnya, Sapi, Babi, Itik, ayam, entok dan lain-lain.
Dari keadan tersebut hewan piaraan masyarakat saat ini dapat kita lihat pda Tabel dibawah ini :
Tabel I. 2.2.1 Jumlah Hewan piaraan masyarakat Desa Tulikup
No .Nama Hewan piaraanJumlah Hewan Peliaraan
Tahun 2017Tahun 2018
1Kerbau--
2Sapi,130150
3Kambing2035
4Babi114130
5Itik650730
6Ayam780930
7Entok4560
8Anjing773540
9
10
I. 2.2.3 Bidang Perikanan
Desa Tulikup adalah Daerah pesisir, dengan batas bagian selatan adalah Pantai Siyut ( Samudra Indoesia ), sehingga kalau dikembangkan angat memungkinkan Desa Tulikup menjadi pemasok ikan laut dipasaran. Dengan adanya Kelompok Nelayan Segara Nadi yang berdiri tahun 2007 di Banjar Siyut. Atas binaan Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gianyar. Sehingga mampu membuka lapangan kerja dan menambah pendapat keluarga nelayan.
Sebagai usaha sampingan dan usaha rumah tangga petani, saat ini juga telah bermunculan usaha perikanan air tawar seperti Tambak Budi Daya Lele. Karena masih dalah taraf percobaan, usaha ini belum mampu memicu minat masyarakat secara luas.
I. 2.2.4 Sektor Seni dan Budaya

Kalau kita menoleh kebelakang, melihat perjalanan sejarah pekembangan Desa Tulikup, awal mulanya seni adalah merupakan cikal bakal perkembangan budaya Desa Tulikup saat ini, yang sulit untuk dilupakan. Hal ini terbukti dengan adanya :
  1. Peninggalan Seni Tabuh Joged Bumbung ( sedang berkembang )
  2. Seni Tari Topeng ( sedang berkembang )
  3. Seni Pedalangan ( sedang berkembang )
  4. Seni Bangunan Tradisional ( sedang berkembang )
  5. Seni Arja Pakang Raras ( belum ada yang mewarisi )
  6. Seni Tabuh Geguntangan 2 ( dua ) unit ( sedang baru tumbuh dan berkembang )
  7. Seni Angklung 3 ( tiga ) unit ( sedang berkembang )
  8. Seni Tabuh Dewasa, Anak dan Wanita, yang saat ini ada 11 ( sebelas ) unit perangkat alat tabuh / gambelan. ( sedang berkembang )
Kalau kita lihat dari segi ketokohan, salah seorang tokoh seni telah mendapat penghargaan “ Wija Kesuma dan Dharma Kesuma “ dari Pemerintah, terkenal dengan Seni Pedalangan, Seni Sastra, Seni Pahat, Seni Bangunan Tradisional ( dengan hasil karya Pemedal Kori Agung Pura Dalem Agung DP. Tulikup Kelod ), dan beliau mengakhiri hidupnya sebagai seorang Wiku.
Pengaruh dari uraian diatas saat ini telah tumbuh tokoh-tokoh seni dan budaya muda, untuk kedepan dapat dikembangkan, agar mampu mengukir sejarah seni di Desa Tulikup.
Terbukti dengan tumbuh dan berkembangnya sanggar-sanggar seni, atas usaha perorangan, maupun yang telah dibentuk di tingkat Desa Dinas yaitu Sanggar Seni “ Gentha Pinara Budaya “.
I. 2.2.5. Bidang Pariwisata .
Masyarakat Desa Tulikup dengan keberadaan saat ini mempunyai harapan besar, untuk mendapat imbas / pangaruh dari Pariwisata yang telah berkembang pesat di desa lain. Dengan berbagai cara telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten untuk mengembangkan Pariwisata di Desa Tulikup, sampai saat ini belum terwujud. Sekalipun dilihat telah ada indikator sebagai dasar pengembangan, seperti Pantai ( pengembangan Wisata Bahari ), adanya Sungai Melangit dengan aliran airnya tidak terputus sepanjang tahun ( pengembangan atraksi arung jeram ), dengan harapan untuk menghapus pemilahan Kabupaten Gianyar Timur dan Barat, akibat pengaruh pariwisata.
Melihat perkembangan di Bidang Seni dan Budaya, Desa Tulikup sangat mengharap uluran tangan Pemerintah maupun para Investor untuk dapat berinvestasi Di Desa Tulikup, agar pengaruh Pariwisata di Gianyar bagian barat mengarah ke Gianyar bagian timur, khususnya ke Desa Tulikup.
I. 2.2.6. Bidang Perekonomian

Situasi Perekonomian Negara pada umumnya dan situasi Perekonomian Bali pada khususnya sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian masyarakat Desa Tulikup,
tidak terlepas pula dari aktivitas dan kreativitas masyarakat dalam perjuangan untuk memenuhi tuntutan hidup di jaman sekarang.
Dalam usaha perberdaan perekonomian masyarakat, Desa Tulikup telah berusaha mempertahankan dan mengembangkan adanya pasar tradisional, yang kebetulan berdampingan dengan pusat Pemerintahan Desa Tulikup. Pasar Desa Tulikup yang telah berkembang sejak tahun 1970 an, kini telah mampu menjadi pusat transaksi jual beli hasil bumi ( pertanian ) dan hasil industri rumah tangga, bahkan menjadi tempat pemasaran barang-baranmg hasil pabrikan dari berbagai daerah.
Pasar Desa Tulikup dibuka setiap hari disamping melayani masyarakat lokal, juga melayani masyarakat desa tetangga seperti Desa Temesi, Desa Sidan dan Desa Banjarangkan-Klungkung.
Maju mundurnya perekonomian masyarakat Desa Tulikup, tidak terlepas dari berkembangnya industri bata merah. Desa Tulikup adalah satu-satunya Desa di Bali yang mampu menghasilkan Bata Merah berkwalitas bata asab ( Style Bali ), dengan pemasarannya yang telah merambah keseluruh belahan wilayah Indonesia, bahkan telah terjual ke negara luar. Hal ini terjadi tidak terlepas dari pengaruh kebijakan Pemerintah Propinsi Bali masa kepemimpinan Ida Bagus Mantra, yang mengeluarkan intruksi bahwa untuk mempertahankan keberadaan Bali, setiap bangunan di Bali agar mempergunakan ornamen bercirikan khas Bali ( Style Bali ).
Akibat perkembangan teknologi, dari segi pembakaran pada saat mempergunakan minyak tanah, Desa Tulikup mendapat predikat sebagai konsumen minyak tanah terbesar di Kabupaten Gianyar, dan masa sekarang ini karena minyak tanah sangat mahal, bahan bakar beralih kembali ke kayu api, sehingga dari perambah hutan, Desa Tulikuip mendapat predikat sebagai konsumen kayu bakar paling tinggi di Kabupaten Gianyar bahkan di Bali, karena bahan bakar kayu api datangnya dari daerah pegunungan. Dan Jika kita lihat dari bahan dasar bata merah dan bahan bakar bata merah, Industri ini sangat bertentangan dengan Program Pemerintah, yaitu Program Pelestarian Alam dan Lingkungan.
Namun demikian hasil industri Bata Merah Desa Tulikup, telah mampu mengangkat perekonomian dan pembangunan Desa Tulikup secara umum. Dan bahkan telah mampu memenuhi salah satu indikator pelestarian bangunan tradisional Bali, yang menjadi pendukung usaha mempertahankan dan pengembangan pariwisata Bali.
Kalau dilihat dari segi kelembagaan yang menjadi penyangga perekonomian masyarakat Desa Tulikup tidak terlepas dari keberadaan 2 ( dua ) lembaga keuangan Desa Pekraman yaitu :
LPD. DP. Tulikup Kaler dan LPD. DP. Tulikup Kelod, begitu juga keberadaan Koperasi-Koperasi yang berdiri secara swadaya oleh masyarakat, dan berkembangnya koperasi dimasing-masing Banjar Dinas. Dengan berkembangnya semua lembaga keuangan tersebut diatas, telah mampu meringankan beban masyarakat, baik dalam permodalan maupun kebutuhan finansial, sosial dan adat.
Dengan terealisasinya program PNPM-MP ( Kecamatan Gianyar ) di Desa Tulikup, juga sangat mringankan beban masyarakat, karena sistim yang diterapkan pada program ini betul-betul meyentuh kepentingan masyarakat seperti, rehab gedung Sekolah Dasar, Gedung TK. Dharma Kumara, Rehab Pasar Desa, Pebuatan Drainase, Pengadaan Mobil Sampah, pemberian bantuan pakain dan sarana belajar bagi anak-anak sekolah yang berasal dari keluarga miskin, adanya Simpan Pinjam Perempuan, yang telah membantu permodalan golongan ekonomi lemah. Tidak terlepas pula adanya pengembangan sumber daya manusia seperti, pelatihan membuat sesajen / bante yang benar bagi keluarga miskin dan pelatihan pengenalan dan pemanfaat tanaman toga.




I. 2.3 SUMBER DAYA MANUSIA .
Penduduk Desa Tulikup yang berjumlah 8047 jiwa, yang terdiri dari berbagai profesi, merupakan Sumber Daya Manusia atau salah satu indikator sebagai penggerak dari pembangunan Desa Tulikup.
Mengingat dari perkembangan kebutuhan hidup, semua angkatan kerja pruduktif dari berbagi skill dan ketrampilan yang dimiliki, telah banyak tertampung di berbagai sektor swasta, Perdagangan, Pegawai Negeri, TNI, Polri, bahkan ada yang membuka lapangan kerja sendiri.
Namun jika dari angkatan kerja produktif yang tidak tertampung, baik dari kwantitas maupun kwalitas, tidak mendapat penanganan atau dikelola dan diarahkan secara sungguh-sungguh, akan menjadi beban dan sebagai penghambat pembangunan dan perkembangan sumber daya yang lainnya. Hal ini diharapkan untuk mendapat penanganan yang serius dari Pemerinta Kabupaten maupun Pemerintah Propinsi melalui pola pembinaan yang mampu menciptakan kondisi masyarakat yang mandiri.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan penduduk di Desa Tulikup, secara rutin telah dilakukan pelaporan bulanan tentang perubahan penduduk oleh Kelian Banjar Dinas, yang menyangkut : Penduduk Pendatang, Penduduk Pindah, Lahir, Mati, sehingga anggkanya dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel I. 2.3.1 Jumlah Penduduk Desa Tulikup


No.

INDIKATOR
Jumlah ( Orang )( % )
Perkembangan
20162017
12345
10 – 12 bulan114116
22 - 5 tahun366397
36 - 7 tahun216179
47 - 15 tahun959940
515 – 56 tahun50025015
656 tahun keatas6741.397

Jumlah Penduduk berdasarkan Gender

No.
IndikatorJumlah ( Orang )( % )
Perkembangan
20162017
12345
1Jumlah Penduduk83498350
2Penduduk Laki-laki41984198
3Penduduk Perempuan41514152
4Kepala Keluarga20512051

Jumlah Penduduk Masing - Masing Banjar Dinas

No.

Banjar Dinas
Jumlah ( orang )
Keterangan
20162017
12345
1Banjar Dinas Kembengan18611859
2Banjar Dinas Tegal13441345
3Banjar Dinas Kaja Kauh971973
4Banjar Dinas Menak12771275
5Banjar Dinas Roban760761
6Banjar Dinas Pande16181618
7Banjar Dinas Siyut518519

Dari hasil pencatatan tersebut diatas, diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Tulikup sebanyak 8.349 jiwa pada tahun 2016 dan sebanyak 8.350 jiwa pada tahun 2017.
Dengan demikian telah terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 1 jiwa dalam 2 ( dua ) tahun terakhir.
Sedangkan bila dilihat dari klasifikasi umur, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk untuk usia wajib belajar sebanyak 702 orang pada tahun 2016 dan sebanyak 689 pada tahun 2017. Penduduk usia produktif yaitu : penduduk usia 15 – 56 tahun sebanyak 1931 Orang, pada tahun 2016 dan sebanyak 1874 orang pada tahun 2017. Sedangkan usia non produktif yaitu : usia dibawah 15 tahun dan diatas 56 tahun berjumlah 2.785 orang pada tahun 2017.
Jumlah penduduk berdasarkan gender pada tahun 2016 berjumlah 8.349 jiwa, penduduk laki-laki sebanyak 4198 jiwa, dan penduduk perempuan 4151 jiwa, sedangkan pada tahun 2017, laki-laki 4198 jiwa dan perempuan 4152 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga pada tahun 2016, 2.051 KK dan tahun 2017, 2051 KK, sehingga tidak terjadi peningkatan jumlah kk. Rata –rata dalam setiap kepala keluarga terdiri dari atas 3 – 4 jiwa. Sedangkan penduduk pendatang pada tahun 2016 sebanyak 202 orang dan pada tahun 2017 sebanyak 7 orang. Sehingga angka kepadatan penduduk di Desa Tulikup mencapai 8357 jiwa/km2 pada tahun 2017.

1 komentar: